hotsvidz.blogspot.com - Orang Puasa Selalu Membuat Sejarah
Oleh: Dr Hidayat Nur Wahid
Presiden Partai Keadilan
Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.(QS.Al-
Baqarah: 183).* Puasa mengajarkan kepada kita bahwa kita adlh mahluk
sejarah yg berperan aktif dlm pembentukan sejarah kehidupan manusia.
Manusia bukanlah sosok yg tiba-tiba datang dari langit yg kemudian
datang ke bumi / sosok yg datang dari suatu tempat yg tidak
diketahui latar belakangnya sehingga kita tak perlu peduli tentang apa yang
akan diperbuatnya dimasa mendatang, dan bukan pula sosok yg kemudian
tanpa jati diri dan dicitrakan dgn mengidentikkan umat Islam adalah
teroris sebagaimana yg dituduhkan saat ini. Semua tuduhan negatif itu
mungkin bisa terjadi kalau umat Islam itu tak memiliki latar belakang
sejarah yg jelas. Umat Islam adlh ummat yg memiliki jati diri dan
sejarah yg jelas. Makanya seseorang itu tak bisa dikaitkan secara
langsung dgn Islam seandainya prilakunya sangat jauh / tak sesuai
dgn prilaku standar sejarah umat Islam dimasa lalu. Dalam QS Al
Baqarah ayat 183-184 Allah SWT berfirman bahwa pewajiban adanya puasa
di bulan Ramadhan ni adlh kewajiban yg telah terjadi sebelum anda.
Anda bisa bermakna dua, pertama anda bermakna masyarakat Rasulullah
SAW yg dahulu mendapatkan wahyu Allah SWT saat itu, dan karenanya
bermakna umat-umat beragama sebelum datangnya Islam, ada agama
Yahudi, ada agama Nasrani, yakni agama Yahudi dan Nasrani yg benar
yg mengenal pensyariatan puasa, meskipun bentuknya berbeda dengan
pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan. Tapi secara prinsip syariat puasa telah
diperintahkan oleh Allah SWT. Ini jg yg mengkaitkan bahwa
sesungguhnya agama Islam bukanlah agama yg ingin tampil asal beda,
tapi agama Islam adlh agama yg siap melanjutkan hal-hal yg positif
yg ada pd ajaran-ajaran agama Samawi yg sebelumnya ada.
Karenanya Islam jg melanjutkan agenda Allah yg besar seperti prinsip
tauhid (keesaan Allah). Karenanya Islam jg mengakui ajaran kenabian
seperti dlm ajaran agama samawi lainnya. Islam jg mengakui adanya
ajaran kitab suci, Islam jg mengajarkan tentang pentingnya ahlaq, dll.
Yang jelas Islam ni bukanlah agama jadi-jadian yg tak jelas jati diri dan
latar belakang sejarahnya. Atau agama yg asal beda. Tapi Islam adalah
agam yg melanjutkan ajaran-ajaran yg positif yg telah dibawa oleh
agama samawi sebelum Islam, yg termasuk didalamnya adlh ibadah
saum di bulan Ramadhan. Jadi jika minqoblikum disini diartikan sebagai
umat nabi Muhammad, maka ummat nabi Muhammad (umat Islam) ini
adlh yg melanjutkan peran sejarah yg dahulu pernah dilakukan oleh
umat sebelum Islam dgn adanya perbaikan-perbaikan karena sudah
adanya perubahan-perubahan dari agam tauhid yg dahulu dibawa oleh
nabi Ibrahim AS, Musa AS dan Isa AS. Al Qur?an menyebutkan bahwa nabi
Ibrahim itu bukanlah seorang yg beragam Yahudi, beragam Nasrani bukan
pula orang yg musyrik tapi dia adlh seorang muslim yg muslim, yang
hanif, yg lurus. Begitu jg dgn nabi Musa AS dan nabi Isa AS.
Minkoblikum jg bisa berarti kita sekarang ini, saya dan anda semuanya.
Kita telah diwajibkan Allah berpuasa sebagaimana generasi-generasi sebelum
kita. Ayah kita, kakek kita, buyut kita dan seterusnya. Maknanya adalah
bahwa dinamika tradisi berpuasa melanjutkan peran sejarah itu telah
dilakukan oleh merek-mereka yg hidup sebelum kita sampai kepada nabi
Muhammad SAW. Apakah yg mereka lakukan? Dalam konteks perjalanan
sejarah mereka tak pernah menjadikan puasa ni sebagai bulan untuk
bermalas-malasan. Sebab sejarah tak bisa dibuat dgn bermalasmalasan.
Kalaupun ada adlh sejarah kaum pemalas. Tidak ada penemuanpenemuan,
tak akan ada produk-produk, tak ada bisnis yg unggul yang
muncul dari para pemalas. Kita semua akan sukses bisnis, sukses kerja
karena oleh mereka yg menghargai waktu, menghargai profesionalitas,
menghargai jati diri, mereka yg bekerja secara efektif dan efesien dan dia
memahami bahwa dia bisa menymbangkan dan menghasilkan sesuatu.
Itulah karakter yg dilakukan oleh orang-orang yg berpuasa dan bisa
membentuk sejarah. Kemalasan bukanlah karakter yg dimiliki oleh
generasi Rasulullah dan para sahabat yg telah berhasil menorah sejarah
yg gilang-gemilang. Puasa Rasulullah dan para sahabat adlh puasa yang
senantiasa diisi oleh pelaksanaan amal soleh yg berlipat ganda. Rasulullah
dikenal sebagai tokoh yg serba positif, serba simpatik, serba proaktif
kepada hal-hal yg membawa kepada kebaikan dan berusaha kuat
menghalau segala kenegatifan. Hal ni bisa terlihat dari kesigapan Rasulullah
dlm menghadapi rongrongan kafir Quraisy yg terkenal dgn perang
Badar. Dalam perang Badr ni terdapat dua peristiwa penting, pertama
terjadinya Alfurkon yakni membedakan mana orang yg komitmen dengan
kebenaran dan mana orang masih komitmen dgn kedzaliman. Dalam
jihad di Badr terlihat jelas mana orang yg komitmen kepada Islam dan
mana orang yg memusuhi Islam termasuk kaum munafik yg menjadi
musuh dlm selimut. Yang terpenting dari Peristiwa Badr ni memunculkan
sebuah ungkapan yg dlm ilmu hadist masih dipertanyakan
keabsahannya, sekalipun dlm tingkat makna tak salah. ?Kita baru saja
pulang dari jihad kecil (perang Badr) menuju jihad yg paling besar yakni
jihad melawan hawa nafsu?. Tidak mungkin ungkapan ni muncul dari para
pemalas, karena pemalas mendewakan hawa nafsunya. Puasa bukanlah
hanya sekedar memindahkan waktu makan saja, / bukan jg kegitan
rutinitas tahunan, tapi puasa ni diharapkan bisa memunculkan kesadaran
zati diri bahwa masing-masing diri kita bisa membuat sejarah baru. Makanya
ketika seseorang telah benar-benar mampu melawan hawa nafsunya maka ia
akan mampu meninggalkan kemalasan, dan menghilangkan sifat rakus
dlm dirinya dan mampu meninggalkan sifat korupsi, kolusi dan nepotisme
yg membuat negeri ni semakin carut-marut. Maka ketika semua sifat
negatif bisa dihilangkan dgn mengendalikan hawa nafsunya maka pada
hakekatnya dia sedang membangun fondasi yg kokoh untk membuat
babak sejarah baru peradaban manusia. Makanya ketika seseorang sedang
melakukan puasa di bulan Ramadhan ni berarti dia sedang melakukan jihad
besar yakni sedang melawan hawa nafsunya. Jangan sampai kata jihad ini
diidentikkan dgn sesuatu yg menyeramkan saja. Yang berkembang
sekarang seolah-olah jihad itu identik dgn pedang yg terhunus yang
menyeramkan. Kita sebagai mahluk sejarah dimulai oleh ucapan Rasulullah
dgn ungkapan kita sesungguhnya sedang melakukan jihad yg akbar
yakni memerangi hawa nafsu. Makanya orang yg sedang berpuasa pada
hakekatnya sedang menyambungkan hubungan dgn dzat Yang Maha
Agung, Maha Kaya, Maha Sempurna, dan begitu jg ketika seseorang
sedang mengumbar hawa nafsunya pd hakekatnya dia sedang
menyambungkan hubungan dgn Syaithan yg serba rendah, serba
lemah dan serba hina dina. Inilah dua kondisi hubungan yg kontradiktif
dan membawa kepada dua konsekuwensi yg berbeda. Orang yang
berhubungan dgn yg baik dia akan kecipratan kebaikan dan orang
yg berhubungan dgn orang yg jelek dia jg akan kecipratan
kejelekannya. Bila jihad besar melawan hawa nafsu ni bisa dilakukan maka
insya Allah akan terbentuklah sejarah peradaban baru membentuk
masyarakat madani yg diidam-idamkan.. Kedua, kesadaran untuk
membuat sejarah peradaban baru ni jg akan muncul selain dengan
jihadun nafs adlh melalui seperti dlm teologi tugas kemanusiaan.
menyimpulkan bahwa sesungguhnya tugas utama manusia itu ada tiga,
pertama merealisasikan ubudiyah kepada Allah SWT sehingga hubungan kita
sangat dekat dan menjauhi dari godaan syaithan, kedua memakmurkan
kehidupan (imaroh), ketiga memunculkan regenerasi bagi umat yg baru
(khilafah fil ardi). Pemahaman sejarah seperti ni akan membawa kita pada
kesadaran bahwa apa yg kita lakukan saat ni adlh akan sangat
bermanfaat bagi generasi yg akan datang. Apa yg kita produk pd hari
ni seharusnya sesuatu yg akan berdampak positif bagi generasi
mendatang, Kalau dahulu Rasulullah SAW dgn aktifitas berislamnya telah
mampu memunculkan sebuah karsa dan karya yg luar biasa hebat, ketika
beliau telah mampu membebaskan Ka?bah dari belenggu dan lingkaranlingkaran
berhala yg sangat banyak dan terjadi pd bulan Ramadhan
pula, sehingga saat kita semua shalat menghadap kiblat/ka?bah yg telah
terbebas dari patung itu, sesungguhnya Rasulullah SAW telah mengajarkan
kepada kita bahwa prilaku pd suatu bangsa / suatu masa itu akan
berdampak kepada generasi berikutnya. Kita bisa membayangkan kalau
Rasul gagal membebaskan Ka?bah dari berhala-berhala itu, bagaimana kita
bisa menimbulkan ketauhidan yg benar kalau shalat saja kita menghadap
kepada kiblat yg dipenuhi kemusrikan. Setelah berhasil membersihkan
ka?bah dari berhala, Rasul kemudian tak merubahnya dari bentuk yang
berkaitan dgn kehidupan sosial pd masa itu, kemudian ia berkata
kepada Aisyah : Kalaulah bangsamu bukan bangsa yg terlepas dari
hubungan kejahiliyahan maka Ka?bah ni pasti akan aku rubah secara total
dan akan aku kembalikan kepada aslinya seperti saat pertama dibangun oleh
nabi Ibrahim AS. Hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah SAW karena
mempertimbangkan sosiologi masyarakat Mekkah saat itu. Karenanya dalam
upaya memunculkan sejarah baru memahami sosiologi masyarakat kita
adlh merupakan sebuah hal yg niscaya. Kita tak bisa membayangkan
apabila kita berusaha memunculkan sejarah baru dlm kehidupan ini, ingin
memakmurkan dunia ini, kemudian kita melepaskan diri dari faktor sosial
kita, itu merupakan hal yg tak mungkin. Upaya kita untk menyadari
bahwa kita punya tugas sejarah bisa dilakukan melalui peran individual kita
dgn memunculkan sesuatu yg bermanfaat bagi kehidupan, dan
bermanfaat bagi generasi mendatang. Dan itu semua adlh faktor sosial.
Makanya kita khawatir diera reformasi ini, yg sebagian pejabatnya
mengatakan tak usah pusing-pusing lah tambah utang saja dan ngutang
terus, kan yg bayar nanti bukan kita tapi adlh generasi mendatang.
Itulah pikiran destruktif yg bisa membebani dan menghancurkan generasi
mendatang. Seharusnya negara ni yg kaya raya ni harus makmur bukan
malahan seperti tikus yg mati di lumbung padi. Seharusnya kita berpikir
seperti negara Sudan, meskipun negaranya diembargo, tapi dia mampu
bangkit dan hidup mandiri dan rakyatnya lebih sejahtera. Puasa adalah
traning langsung dari Allah SWT untk mempersiapkan orang-orang yang
akan membuat sejarah baru kehidupan. Berulang kali kita melakukan saum
Ramadhan, maka mudah-mudahan pd tahun ni kita bisa memaksimalkan
peran sejarah kita. [Dar] Versi Cetak | Kirim ke rekan Copyright © 1999-
2005 DPP PK Sejahtera | Redaksi | Info Iklan | DonasiWeb
other source : http://fb.com, http://gurungaji-asatidz.blogspot.com, http://liputan6.com
0 Response to "Orang Puasa Selalu Membuat Sejarah"
Post a Comment