hotsvidz.blogspot.com - Foto Hanya Ilustrasi, Sumber Gambar: yandrimahaldyz.wordpress.com |
OLEH: ROSADI ALIBASA Direktur Shakira Group Company
SANGGUP membeli bukan berarti kita harus membeli dan memiliki. Beberapa kali ibu-ibu temannya istri saya menawarkan tas dan baju-baju mahal. Istri saya hanya tersenyum dan menggeleng. Tas dan baju saya masih bagus dan belum rusak, dan itu terlalu mahal buat saya, tukasnya. Dan istri saya tak malu terlihat miskin.
Saya biasanya makan di warung lotek di salah satu sudut kota Bandung dan sering berbincang dgn salah satu tukang parkir begitu asiknya. Dan saya sering makan di situ kalau belanja untk kebutuhan usaha saya. Sampai si bapak tukang parkir itu hapal terhadap saya.
Di tahun 2005, saat itu saya masih jadi konsultan keuangan untk proyek Bank Dunia dan saya mulai merintis usaha saya dgn teman saya. Tidak ada yg perduli dgn status profesi saya itu. Yang mereka tahu saya suka belanja dgn mobil boks dan kadang naik angkutan umum. Jadi tak sedikit yg menyangka saya sebagai supir. Dan saya tak malu terlihat miskin.
Jangan malu terlihat miskin, tapi malulah ketika kita pura-pura kaya.
Salah satu modal untk berwirusaha adlh jangan malu terlihat miskin. Saya memiliki teman yg menjabat posisi cukup baik di perbankan dan dia menjabat jabatan yg sangat baik. Dia sering berkelakar ingin keluar dari posisinya sekarang dan ingin jadi pengusaha tapi sudah delapan tahun lebih tak pernah dilakukannya, meski sampai sekarang kelakarnya tetap sama. Sebab dia tak mau keluar dari zona nyamannya. Sederhana saja, ketika kita memulai wirausaha kita akan selalu banyak berhitung dan itu memang terlihat miskin dan susah.
Berwirusaha itu kadang kita harus tebal muka, tebal hati, dan tebal tekad. Rumusan sederhana jadi pengusaha adlh membeli lebih murah menjual lebih mahal. Banyak di antara kita yg mau memulai usaha itu selalu dgn alasan nunggu modal. Padahal rumusan di atas itu sangat sederhana, kita lah yg sering membuatnya rumit.
Waktu Rasulullah hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf ra, dipersaudarakan dgn seorang Anshor bernama Sa’ad bin Rabi’ ra. Sa’ad kemudian menawarkan separuh hartanya kepada Abdurrahman bin Auf sebagai perwujudan rasa cinta terhadap saudara barunya. Tapi beliau menolak dan hanya minta ditunjukkan jalan menuju pasar untk memulai usaha.
Jadi modal bukanlah alasan untk memulai berwirusaha. Dan janganlah malu terlihat miskin, tapi malulah ketika kita pura-pura kaya. Dan sayangnya, di sekeliling kita yg kedua terlihat lebih banyak. [islampos]
SANGGUP membeli bukan berarti kita harus membeli dan memiliki. Beberapa kali ibu-ibu temannya istri saya menawarkan tas dan baju-baju mahal. Istri saya hanya tersenyum dan menggeleng. Tas dan baju saya masih bagus dan belum rusak, dan itu terlalu mahal buat saya, tukasnya. Dan istri saya tak malu terlihat miskin.
Saya biasanya makan di warung lotek di salah satu sudut kota Bandung dan sering berbincang dgn salah satu tukang parkir begitu asiknya. Dan saya sering makan di situ kalau belanja untk kebutuhan usaha saya. Sampai si bapak tukang parkir itu hapal terhadap saya.
Di tahun 2005, saat itu saya masih jadi konsultan keuangan untk proyek Bank Dunia dan saya mulai merintis usaha saya dgn teman saya. Tidak ada yg perduli dgn status profesi saya itu. Yang mereka tahu saya suka belanja dgn mobil boks dan kadang naik angkutan umum. Jadi tak sedikit yg menyangka saya sebagai supir. Dan saya tak malu terlihat miskin.
Jangan malu terlihat miskin, tapi malulah ketika kita pura-pura kaya.
Salah satu modal untk berwirusaha adlh jangan malu terlihat miskin. Saya memiliki teman yg menjabat posisi cukup baik di perbankan dan dia menjabat jabatan yg sangat baik. Dia sering berkelakar ingin keluar dari posisinya sekarang dan ingin jadi pengusaha tapi sudah delapan tahun lebih tak pernah dilakukannya, meski sampai sekarang kelakarnya tetap sama. Sebab dia tak mau keluar dari zona nyamannya. Sederhana saja, ketika kita memulai wirausaha kita akan selalu banyak berhitung dan itu memang terlihat miskin dan susah.
Berwirusaha itu kadang kita harus tebal muka, tebal hati, dan tebal tekad. Rumusan sederhana jadi pengusaha adlh membeli lebih murah menjual lebih mahal. Banyak di antara kita yg mau memulai usaha itu selalu dgn alasan nunggu modal. Padahal rumusan di atas itu sangat sederhana, kita lah yg sering membuatnya rumit.
Waktu Rasulullah hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf ra, dipersaudarakan dgn seorang Anshor bernama Sa’ad bin Rabi’ ra. Sa’ad kemudian menawarkan separuh hartanya kepada Abdurrahman bin Auf sebagai perwujudan rasa cinta terhadap saudara barunya. Tapi beliau menolak dan hanya minta ditunjukkan jalan menuju pasar untk memulai usaha.
Jadi modal bukanlah alasan untk memulai berwirusaha. Dan janganlah malu terlihat miskin, tapi malulah ketika kita pura-pura kaya. Dan sayangnya, di sekeliling kita yg kedua terlihat lebih banyak. [islampos]
other source : http://viva.co.id, http://akhwat.gamis-jersey.com, http://flickr.com
0 Response to "Jangan Malu Terlihat Miskin - Internasional"
Post a Comment