This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Pantaskah Kita Sombong

Pantaskah Kita Sombonghotsvidz.blogspot.com - Kesombongan Kita
Akankah kita menunggu datangnya adzab untk menyadarkan kita? Paman saya pernah mengatakan, bahwa kehancuran manusia ada pd saat ia mulai sombong dgn apa yg dimilikinya. Ketika manusia berada pd titik tersebut.

Di tengah-tengah sebuah training yg saya ikuti, sang trainer memberikan arahannya. "Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!" seorang trainer memulai instruksinya.
"Letakkan, trus, dan rapat hingga kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut beliau. Aku pun menuruti kata-katanya, kuletakkan kedua tanganku perlahan ke atas dadaku. Kucari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak jantungku. Aku pun menunggu instruksi selanjutnya. "Letakkan dan rasakan detak jantung Anda..!!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa, sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti..!!" Aku pun agak bingung dgn instruksi tersebut tapi tak urung kulakukan juga.
"Katakan, dan perintahkan kepada jantung Anda untk berhenti!, katakan pd ia untk berhenti!!"
"Tidak mungkin!!’ teriakku dlm hati, "Tidak mungkin bisa!!"
entah, apakah trainer tersebut mendengar apa yg kami rasakan, ia pun melanjutkan kata-katanya..
"Lihatlah.. rasakanlah..!! bahkan jantung kita pun bukan milik kita...!!",
Seketika itu pula, Degg, diri ni kontan tersadar apa maksud dari semua ini. Ya Rabb, begitu sering diri ni lupa, bahkan jantung, apa yg ada di dlm diri kita ni sekalipun.. bukan milik kita.
Ah, padahal begitu sering kita merasa bahwa kita ada diatas segala-galanya. Seringkali manusia memandang orang lain lebih rendah, lebih buruk, lebih jelek, ataupun pandangan-pandangan yg semacamnya.
Sering kali pula manusia merasa sangat berkuasa, seolah-olah hidup dan mati orang lain berada di tangannya, tanpa sadar bahwa hidupnya sendiri sekalipun, / bahkan tubuh nya sendiri pun, bukanlah miliknya... Seorang teman bercerita tentang dirinya. Ia seorang mahasiswa di Ilmu komputer.Pernah suatu ketika, ia sedang menyelesaikan sebuah tugas program yg dirasa cukup sulit. Saking sulitnya seolah-olah tak banyak dari teman sekelasnya yg bisa mengerjakan.
Ketika ia benar-benar selesai mengerjakan program tersebut, entah karena gembira / apa, ia pun langsung ber pekik, "Saya Pintar..!!"
Kontan teman disebelahnya langsung menepuk teman ni dgn keras. `Pak!!’
Teman yg memukul ni pun berkata, "Kamu jangan sombong, apa yg kamu miliki ni tak ada apa-apanya..!, ni semata-mata dari Allah SWT"
Kontan teman yg satu ni pun terdiam, ia beristighfar... Teman, akankah kita menunggu sebuah pukulan keras dari sang Pencipta untk menyadarkan kita?
Sungguh, sekali-kali kita tak akan dibiarkan dgn kesombongan kita..
Titanic, kapal terbesar di era awal abad ke 20. mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat.
Memiliki teknologi tercanggih saat itu.
Sebuah contoh kesombongan ummat manusia dari perkataan pemiliknya, "Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tak akan mampu menenggelamkan kapal ini!" Maka di sebuah malam yg dingin, di pelayaran perdananya, kapal ni menabrak sebuah gunung Es.
Kapal besar ni pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yg dibawanya..Begitulah ketika sang pencipta ingin menunjukkan kekuasaanNya atas manusia. Untuk menyadarkan bahwa betapa kecil sebenarnya manusia. Betapa lemah dan tak berdaya-nya seorang manusia. Lantas jika begini, sampai kapan kita harus menunggu kehancuran karena kesombongan kita? Akankah kita menunggu datangnya adzab untk menyadarkan kita? Paman saya pernah mengatakan, bahwa kehancuran manusia ada pd saat ia mulai sombong dgn apa yg dimilikinya.
Ketika manusia berada pd titik tersebut, maka Allah akan membalik keadaannya.


http://kolom.abatasa.co.id

other source : http://detik.com, http://lenteradankehidupan.blogspot.com, http://flickr.com

0 Response to "Pantaskah Kita Sombong"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *