This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Warisan

Warisanhotsvidz.blogspot.com - Konflik Harta Warisan Keluarga Bencana.. itulah yg terpatri saat orang bicara harta warisan keluarga. Harusnya berbagi dlm kebersamaan, tapi nyatanya tak seperti dambaan. Dalam sebuah keluarga, terutama bagi anak-anak di sebuah keluarga yg sudah punya pasangan hidup, harta warisan keluarga bukan lagi milik anak keluarga kandung saja.

Pasangan dari masing-masing anak kandung pun ikut ambil bagian dlm keputusan harta warisan keluarga.
Yang lebih tragedi, adlh ketika pasangan masing-masing lebih banyak memiliki andil untk memutuskan daripada anak-anak kandung yg memiliki hak atas warisan orangtuanya itu. Dilema ni terjadi pd teman saya yg berupaya agar saudara kandungnya tak ribut dan saling menekan. Ada sebuah rumah keluarga dan itu adlh warisan bersama dari kedua orangtuanya.
Ibunya telah tiada, tapi ayahnya masih bisa beraktifitas bersama orang-orang di lingkungannya. Mereka tiga bersaudara, satu perempuan, anak pertama dan dua lagi anak laki-laki. Mereka sudah menikah semua, pernah tinggal di rumah orangtuanya sampai akhirnya mereka memiliki rumah sendiri dan keluar dari rumah tinggal orangtuanya. Masalah kemudian terjadi, tiap anak merasa memiliki hak untk mendapat bagian dari rumah itu.
Pasalnya, para pendamping mereka sudah mengeluarkan dana untk perbaikan dan mempercantik rumah orang tua saat dulu mereka tinggal disana. Konflik semakin menajam, ketika para pendamping merasa ada salah satu dari mereka terlihat ingin menguasai harta warisan keluarga itu dgn menekan anak-anak kandung di rumahnya sendiri.
Alhasil, saudara kandung yg harusnya akur, saling mengerti dan saling mendukung, kini menjadi seteru yg keras dan menekan satu sama lain. Rumah orangtua bukan lagi tempat mengasyikkan untk berkumpul, melainkan tempat yg panas dan membakar seperti neraka dimana tiap orang berusaha untk mengusir satu sama lain dgn alasan sumbangsih siapa yg lebih banyak.
Fenomena ni banyak terjadi akhir-akhir ini. Kita tak lagi melihat diri masing-masing sebagai saudara kandung hanya karena harta warisan. Persaudaraan sedarah yg lahir dari satu rahim yg sama seakan tak memiliki kekuatan untk mengetuk rasa hati nurani anak-anak yg lahir di dalamnya.
Sebegitu luar biasanya harta telah membutakan mata hati seseorang hingga tanpa segan rela menghancurkan kebersamaan sebagai keluarga kandung. Semua kebersamaan sejak kecil hingga dewasa pupus hanya karena harta yg selalu datang pergi dan bisa dicari lagi. Apa yg bisa kita pelajari dari kehidupan seperti ini? Konflik karena harta adlh suatu kondisi yg merendahkan martabat seseorang dari kehidupannya di mata dunia.
Ia tanpa sadar telah menuhankan harta sebagai tuhan dan rela melakukan segala cara demi mendapatkan tuhannya itu. Kita tak pernah belajar tentang pemberian dgn cara yg bijaksana untk menyikapi masalah bersama. Ada kalanya semua itu didatangkan Tuhan kepada hidup sebuah keluarga agar bisa bersatu kembali melalui konflik masalah bersama itu.
Adakalanya, hal itu malah menjadi bencana bagi keluarga itu karena tak adanya kebijaksanaan yg cukup besar untk menenangkan badai nafsu anggota keluarga kita yg ingin merampok sendiri sesuka hatinya demi dirinya sendiri. Harta itu datang dan pergi. Ia bisa dicari. Tapi saudara kandung adlh materai dari langit, sekali hancur, ia tak akan bisa berdamai lagi.
Kepada siapa seseorang akan lari ketika ditimpa malapetaka kehidupan selain kepada keluarganya sebagai tujuan utama? Hidup manusia selalu naik dan turun, kita tak pernah tahu kapan berada di atas dan kapan berada di bawah. Adakalanya, kita akan membutuhkan saudara kandung sebagai penopang yg diberikan Tuhan sejak lahir, karena saudara kandung lebih mengerti dan memahami karakter dan sifat kita yg alami.
Lalu, ketika semua itu dihancurkan hanya demi harta yg sifatnya sementara di genggaman kita, apakah mungkin ketika susah kita bisa saling menguatkan langkah di jaman yg serba susah sekarang? Semoga kita masih bisa mendengar suara Tuhan lewat suara hati nurani ketika anggota keluarga kita mengalami keributan hanya karena harta warisan.

by. wiyamara Man

other source : http://lenteradankehidupan.blogspot.com, http://solopos.com, http://merdeka.com

0 Response to "Warisan"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *