This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Sunnah-Sunnah Memelihara Badan

hotsvidz.blogspot.com - بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Sunnah-Sunnah Memelihara Badan
عَشْرٌ مِنَ الفِطْرَةِ ؛ قَصُّ الشَّارِبِ وَإعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ المَاءِ وَقَصُّ الأَظْفَارِ وَغَسْلُ البَرَاجِمِ وَنَتْفُ الإبِطِ وَحَلْقُ العَانَةِ وَانْتِقَاصُ المَاءِ قاَلَ الرَّاوِى : وَنَسِيْتُ العَاشِرَةَ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ المَضْمَضَةَ Sepuluh macam termasuk bagian kebersihan ; Mencukur kumis, Membiarkan tumbuh Jenggot, Bersiwak, Istinsyaq Menghirup air ke hidung, Menggunting kuku, Mencuci persendian jari-jari Tangan, Mencabut bulu ketiak, Mencukur bulu kelamin, dan Istrinja membersihkan diri dari buang hajat. Perowi menyebutkan : Aku lupa yg ke-10 tiada lain adlh Berkumur. (HR. Muslim)
(وَ) يُسْتَحَبُ (أَنْ يُدَهِنَ غِباً) أَيْ وَقْتاً بَعْدَ وَقْتٍ، أَيْ عِنْدَ الحاَجَةِ (وَ) أَنْ (يَكْتَحِلَ) وَأَنْ يَكُوْنَ بِالإِثْمَدِ وَ(وِتْراً) ثَلاَثَةٌ فيِ اليُمْنَى وَثَلاَثَةٌ فيِ اليُسْرَىْ (وَ) أَنْ (يَقُصَّ الشَّارِبَ) حَتَّى تَبَيَّنَ حَمْرَةُ الشَّفَةِ بَياَناً ظَاهِراً وَلاَ يَزِيْدُ عَلَى ذَلِكَ Disunnahkan sesekali untk memakai minyak rambut, ketika memang diperlukan. Disunnahkan ikhtihal artinya memakai celak mata dan hendaknya dgn itsmad (batu celak mata), dgn cara hitungan ganjil yaitu mengusapkan mata kanan tiga kali dan mata kiri tiga kali. Disunnahkan mencukur kumis sampai nampak jelas warna merah bibir, dan jangan lebih dari itu. Lebih dari itu makruh karena menyalahi sunnah.
(وَ) أَنْ (يُقَلِّمَ الظَّفْرَ) وَالأَفْضَلُ يَوْمَ الخَمِيْسِ أَوْ الإِثْنَيْنِ أَوْ بُكْرَةَ الجُمْعَةِ , وَأَنْ يَبْدَأَ بِسَباَبَةِ اليُمْنَى فَالوُسْطَى فَالبِنْصِرِ فَالخِنْصِرِ فَالإِبْهَامِ ، ثُمَّ بِخِنْصِرِ اليُسْرَى إِلىَ إِبْهَامِهَا ، وَفيِ الرِّجْلَيْنِ مِنْ خِنْصِرِ اليُمْنَى إِلىَ خِنْصِرِ اليُسْرَى (وَ) أَنْ (يَنْتِفَ الإِبْطَ) إِنْ قَدَرَ، وَإِلاَّ فَلْيُحْلِقَهُ , وَيَحْصُلُ أَصْلُ السُّنَّةِ بِحَلْقِهِ وَإِنْ قَدَرَ عَلَى نَتْفِهِ Disunnahkan menggunting kuku, paling utama pd hari kamis, senin / jum’at pagi. Caranya mulai menggunting kuku telunjuk tangan kanan, jari tengah, jari manis, kelingking dan terakhir jempol tangan kanan. Kemudian kelingking tangan kiri, jari manis, jari tengah, telunjuk dan terkahir jempol tangan kiri. Sementara menggunting kuku kedua kaki, mulai dari kelingking kaki kanan terus lurus sampai kelingking kaki kiri. Disunnahkan mencabut bulu ketiak, itupun apabila mungkin bisa. Tapi apabila tak bisa maka sunnah mencukurnya. Nilai asal sunnah akan tetap didapatkan dgn mencukur sekalipun bisa mencabutnya.
(وَ) أَنْ (يُزِيْلَ شَعْرَ العَانَةِ) وَالأَفْضَلُ لِلذَّكَرِ حَلْقُهُ وَلِغَيْرِهِ نَتْفُهُ , وَيُكْرَهُ تَأْخِيْرُ الدَّهَنِ وَمَا بَعْدَهُ إِلىَ هُناَ عَنْ وَقْتِ الحَاجَةِ ، وَعَنْ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً أَشَدُّ كَرَاهَةً , وَأَنْ يَفْرُقَ شَعْرَ رَأْسِهِ ، وَيُرْجِلَهُ (وَيَسْرَحُ اللِّحْيَةَ , وَيَخْضُبُ الشَّيْبَ بِحَمْرَةٍ أَوْ صَفْرَةٍ) لِلاِتِّباَعِ ، وَيَحْرُمُ بِالسِّوَادِ وَلَوْ ِلاِمْرَأَةٍ ، عَلَى خِلاَفٍ فِيْهَا Disunnahkan menghilangkan bulu kelamin, bagi kaum lelaki paling utama di cukur, selain lelaki paling utama di cabut. Dimakruhkan menunda meminyaki rambut, menunda memakai celak mata, menunda cukur kumis, menunda gunting kuku, menunda cabut bulu ketiak dan menunda menghilangkan bulu kelamin, sampai melewati batasa waktu diperlukan. Menunda sampi lebih dari 40 hari adlh makruh sangat (sangat dibenci Allah). Disunnahkan menyisir rapi rambut kepala, mengurai ke arah belakang. Disunnahkan menyisir rapi jenggot. Disunnahkan khodlab mewarnai uban dgn warna merah / kuning, karena mengikuti jejak Nabi SAW. Diharamkan mewarnai uban dgn warna hitam, sekalipun bagi perempuan, manakala ada perbedaan pendapat.
(وَ) أَنْ تَخْضُبَ (المُزَوِّجَةُ يَدَيْهَا وَرِجْلَيْهَا بِالحَناَءِ) إِنْ كاَنَ حَلِيْلُهاَ يُحِبُّهُ ، وَأَنْ تَبْدَأَ فيِ كُلِّ ذَلِكَ بِاليُمْنَى، أَمَّا غَيْرُهَا فَلاَ يُسَنُّ لَهَا ذَلِكَ ، بَلْ يَحْرُمُ عَلَيْهَا الخَضَبُ بِسِوَادٍ ، وَتَطْرِيْفُ الأَصَابِعِ , وَتَحْمِيْرُ الوَجْنَةِ وَالنَّقْشِ إِنْ كَانَتْ غَيْرَ مُفْتَرِشَةٍ أَوْ لَمْ يَأْذَنْ لَهَا حَلِيْلُهَا ، وَكَذَا يَحْرُمُ عَلَيْهَا وَصْلُ شَعْرِهَا بِنَجْسٍ أَوْ شَعْرِ آَدَمِيٍّ مُطْلَقاً ، وَبِطَاهِرٍ إِنْ لَمْ تَكُنْ فِرَاشاً ، أَوْ لَمْ يَأْذَنْ لَهَا ، وَالوَشَرُ وُهَوَ تَحْدِيْدُ أَطْرَافِ الأَسْناَنِ وَتَفْرِيْقُهَا ، كَالوَصَلِ بَطَاهِرٍ غَيْرِ شَعْرِ آَدَمِيٍّ Disunnahkan bagi perempuan yg punya suami agar memperindah kedua tangan dan kedua kaki dgn hena (pacar tangan) dgn melukisnya, itupun dgn syarat apabila suami menyukainya. Caranya dimulai sebelah kanan, tiap kali melukis tangan dan kaki dgn hena. Adapun selain dgn hena adlh tak disunnahkan, bahkan hal tersebut diharamkan dgn warna hitam, jg diharamkan menajamkan kuku, merona pipi agar nampak merah, itupun apabila tak bersifat menutupi seperti cat kayu, dan apabila tak ada izin suami. Demikian jg diharamkan menyambung rambut dgn rambut najis / dgn rambut manusia, baik dari yg hidup / yg sudah mati. Juga diharamkan menyambung rambut dgn rambut yg suci, itupun apabila tak bersifat menutupi dan / tak ada izin suami. Juga diharamkan meruncingkan ujung gigi serta merenggangkannya, sama halnya dgn menyambungkan rambut kepala dgn rambut suci selain rambut manusia.
(وَيُكْرَهُ القَزْعُ) وَهُوَ حَلْقُ بَعْضِ الرَّأْسِ مِنْ مَوْضِعٍ وَاحِدٍ أَوْ مُتَفَرِّقٍ , وَالكَرَاهَةُ فيِ الصَّغِيْرِ عَلَى وَلِيِّهِ وَلاَ بَأْسَ بِحَلْقِهِ لِمَنْ لَمْ يَخِفَّ تَعَهُّدُهُ عَلَيْهِ وَلاَ يُسَنُّ إِلاَّ فيِ نُسُكٍ لِذَكَرٍ ، وَلِمَنْ خَشِيَ مِنْ تَرْكِهِ مَشَقَةً وَفيِ المَوْلُوْدِ وَالكَافِرِ إِذَا أَسْلَمَ ، وَلاَ بِتَرْكِهِ لِمَنْ يَخِفُّ تَعَهُدُهُ عَلَيْهِ Dimakruhkan Qaza’ yaitu mencukur sebagian kepala pd satu bagian / terpisah. Makruh pd anak kecil ialah kepada orang tua walinya. Tidaklah mengapa (boleh) mencukur rambut sebagian itu khusus bagi orang yg dihadapkan pd akibat yg tak ringan karenanya. Mencukur seperti itu tak disunnahkan melankan pd saat ibadah haji bagi kaum lelaki, serta bagi orang yg khawatir mengalami beban susah apabila tak mencukurnya. Hukum mencukur sebagian rambut ni termasuk jg untk anak-anak dan non muslim yg masuk Islam. Tapi tak disunnahkan untk tak mencukur, bagi orang yg dihadapkan pd akibat ringan karenanya.
(وَنَتْفُ الشَّيْبِ) ِلأَنَّهُ نُوْرٌ، بَلْ قاَلَ فيَ المَجْمُوْعِ (وَلَوْ قِيْلَ بِتَحْرِيْمِهِ لَمْ يَبْعُدْ) وَنَصَّ عَلَيْهِ فيِ الأُمْ (وَنَتْفُ اللِّحْيَةِ) إِيْثَارٌ لِلْمَرُوْدَةِ، وَتَبْيَضُهَا بِالكِبْرِيْتْ اِسْتِعْجَالاً لِلشَّيْخُوْخَةِ وَتَصْفِيْفُهَا طاَقَةَ فَوْقَ طاَقَةٍ تَحْسِيْناً، وَالزِّياَدَةُ فِيْهَا وَالنَّقْصُ مِنْهَا ِللأَمْرِ فيِ الصَّحِيْحَيْنِ بـِ (تَوْفِيْرِ اللَّحْىِ وَتَرْكِهَا شِعَثَةً) إِظْهَاراً لِقِلَّةِ المُباَلاَةِ، وَلاَ بَأْسَ بِتَرْكِ السَّبِالَيْنِ Dimakruhkan mencabut uban, karena uban adlh cahaya. Bahkan dlm kitab Al-Majmu’ tertuang, apabila disebutkan haram maka tak bicara menjauh. Demikian sudah dinash (ditentukan) Imam Syafe’i dlm kitab Al-Umm. Dimakruhkan mencabut jenggot, karena ada unsur memilih menolak berjenggot. Makruh memutihkan jenggot dgn belerang, dgn tujuan agar nampak lebih tua. Makruh mengepang jenggot motif style, termasuk menambah dan mengurangi jenggot, karena ada perintah dlm hadits soheh bukhori-Muslim untk memuliakan jenggot dgn membiarkannya tumbuh. karena hadits ni menjelaskan kurang pedulinya terhadap persoalan jenggot. Diperbolehkan membiarkan cambang tumbuh panjang sampai ke bawah..
(وَ) يُكْرَهُ بِلاَ عُذْرٍ (المَشيُ فيِ نَعْلٍ وَاحِدٍ) لِصِحَّةِ النَّهْيِ عَنْهُ ِلأَنَّهُ يَخْتَلُ بِهِ المَشْيَ , وَكَالنَّعْلِ الخُفُّ وَنَحْوُهُ (وَالاِنْتِعاَلُ) بِمَا يُخْشَى مِنْهُ السُّقُوْطُ حَالَ كَوْنِهِ (قَائِماً) أَمَّا المَدَاسُ المَعْرُوْفَةُ الآَنَ فَلاَ يُكْرَهُ فِيْهَا الاِنْتِعَالُ قَائِماً لِعَدَمِ خَوْفِ السُّقُوْطِ مِنْهَا ، وَيُسَنُّ خَلْعُهُمَا إِذَا جَلَسَ ، وَيَجْعَلُهُمَا خَلْفَهُ أَوْ بِجَنْبِهِ الأَيْسَرِ إِنْ لَمْ يَكُنْ يَسَارَهُ أَوْ وَرَاءَهُ أَحَدٌ ، وَإِلاَّ تَعَيَّنَ بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَوْ تَحْتَهُ Dimakruhkan jika tak udzur, berjalan kaki dgn memakai satu sandal. Karena benar adanya larangan seperti itu, seperti disebabkan akan menimbulkan tak baik (cacat) saat berjalan kaki. Sama halnya dgn sandal adlh sepatu, selop dan yg lainnya. Juga dimakruhkan memakai sandal yg saat memakainya dikhawatirkan terjatuh pd saat berdiri. Adapun memakai bakiak yg kita kenal saat ini, ia tak makruh berdiri memakainya, karena tak khawatir akan jatuh. Disunnahkan melepas kedua sandal apabila sudah posisi duduk, kemudian meletakkan sandal itu di belakang / di samping kiri, itupun apabila di samping kiri / di belakang itu tak ada orang. Apabila ada aorang, maka letakkan sandal diantara kedua kaki / di bawah-nya
والله أعلم بالصواب Allah Mengetahui Segalanya

Pustaka : Fiqi Imam Syafe’i - Busyrol-Karim Syarah Masail Ta’lim, Syekh Said bin Muhammad Ba’syan

0 Response to "Sunnah-Sunnah Memelihara Badan"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *