hotsvidz.blogspot.com - Kucing liar di komplek perumahan saya memang luar biasa banyaknya, dan sepertinya inilah resikonya jika memiliki rumah di dekat pasar tradisional. Setiap malam raungan kucing yg sedang adu jotos kerap mewarnai tidur saya, bahkan baru saja tadi malam saya terbangun di jam dua pagi karena terganggu dgn dua ekor kucing yg sedang asyik bertempur. Terpaksa saya pun keluar rumah, dan sepasang sandal kayu buluk yg sering dipakai Heni untk berkebun saya lemparkan ke kedua makhluk itu.
Pagi harinya saya pun disemprot asisten saya ini, "Bu, tadi malam Ibu melempar sandal ke tanaman labu ya? Itu tanaman batangnya jadi patah-patah". Sambil menggaruk-garuk kepala yg tiba-tiba menjadi gatal saya pun berkata, "Targetnya sih bukan tanaman labu, tapi kucing yg sedang berantem. Tapi kalau malah kena tanamannya sih ya maaf dah."
Cerita di atas bukanlah insiden satu-satunya saya dgn kucing-kucing liar. Sudah satu bulan ni lantai atas rumah Pete kemasukan kucing sebanyak tiga kali. Memang lantai atas merupakan dak terbuka yg dikelilingi dgn tembok setinggi tiga meter sehingga ketika seekor kucing masuk maka alamat makhluk malang itu pun tak akan bisa meloncat keluar. Korban pertama adlh seekor Alpha male yang gendut dgn kepala besar. Matanya yg melotot dan bersinar seperti lampu seratus watt, plus desisan garang ketika kami mendekat membuat saya dan Heni loncat pontang-panting melarikan diri.
Terus terang untk urusan kucing dan sejenisnya maka keberanian saya sama seperti Fatih, keponakan saya yg berusia sembilan tahun. Saat usia empat tahun Fatih mengalami trauma berat dgn kucing karena pernah dicakar hewan peliharaannya sendiri. Sejak itu tiap kali melihat kucing melintas walaupun bermeter-meter jauhnya tetap saja membuat bocah itu berteriak-teriak histeris sambil mendekap tubuh Ibunya, "Ibu, itu Bu, kucing Bu! Usir Bu"!
Soft peak |
Stiff peak |
Berhubung karena kucing gendut ni susah sekali diajak bekerjasama, dan lebih suka mengulurkan kelima cakarnya yg tajam tiap kali saya hendak menjepit tengkuknya maka terpaksa kami mendiamkannya disana hingga sedikit lemas. Memang terdengar kejam, tapi saya dan Heni sudah kehabisan akal bagaimana menangkapnya. Akhir cerita kucing jantan itu berhasil ditangkap dan dilepaskan kembali ke jalan raya, tentu saja setelah dua hari sukses mendekam di lantai atas hingga loyo.
Kucing kedua adlh kucing kecil yg super garang, jauh melebihi Uwaknya yg kemarin berhasil kami lepaskan. Baru mendekat dlm jarak dua meter saja sudah membuat si kecil ni mendesis dan memamerkan gigi-gigi vampirnya. Saya dan Heni pun harus memasang jurus kabur secepat kilat, plus barikade dari beberapa ember di depan muka, mengantisipasi jika kucing ni tiba-tiba melompat dan menerkam leher kami. Bagaimana kalau kucing ni kemudian menggigit dan menularkan virus rabies / tokso? Berbahaya bukan? Well, okeh, mungkin itu terdengar lebay, tapi dlm situasi genting memang pikiran menjadi buthek. Nah berhubung karena saat itu terjadi di pagi hari dan saya harus buru-buru ke kantor maka Heni yg kemudian meng-handle si kucing. Sorenya saya hanya mendapatkan laporan, "Kucing berhasil di lepaskan dgn sukses ke jalan raya Bu". Good job!
Cerita belum selesai dan berlanjut ke kucing ketiga dan semoga ni menjadi kucing terakhir, karena kami benar-benar sudah capek menjadi 'cat rescuer'. Kali ni seekor kucing besar terjepit di teralis jendela lantai atas yg menghadap ke dlm rumah. Karena posisinya terjepit dan hanya kepala dan kakinya saja yg bisa bergerak-gerak pasrah maka kami pun berada di atas angin. Kali ni saya tak mau membuang waktu lagi, berbekal sepasang sarung tangan karet yg tebal sepanjang siku tangan, plus beberapa helai handuk untk membuntel area muka, dan leher maka saya pun menghadapi makhluk malang itu dgn gagah berani.
"Minggir Hen, biar gue sekarang yg handle. Akan gue tunjukkan ke die siapa yg menjadi boss disini" Heni yg sedang sibuk mengetok-ketokkan sebatang kayu di teralis sambil mulutnya mengeluarkan bujukan ke kucing, tertawa 'ngakak' ketika melihat penampilan saya yg seperti ninja. Tanpa banyak 'cingcong', saya pun menjepit tengkuk si kucing, menarik tubuh gendutnya dari dlm teralis dan membawanya ke pintu gerbang rumah. Makhluk itu hanya pasrah dan mengeong-ngeong parau. Tiga pengalaman berurusan dgn kucing liar ni membuat saya sedikit lebih pe-de jika terjadi insiden berikutnya, walau begitu tetap saja saya sama sekali tak berharap itu terjadi. Kecuali tentu saja akan lain ceritanya jika ayam tetangga yg nyasar. Ayam panggang? Ayam bacem / ayam kecap? Hmm.... ^_^
Kembali ke cake chiffon ketan hitam yg saya hadirkan kali ini, sudah banyak tips dan trick membuat cake chiffon yg saya bagikan di resep-resep sebelumnya. Bagi anda yg belum membacanya maka silahkan cek di resep Pandan Chiffon Cake dan Tips Sukses Membuatnya pd link disini. Semua tips itu tentu saja berlaku sama untk cake chiffon lainnya termasuk cake chiffon dari ketan hitam kali ini. Walau sama tapi tak ada salahnya saya ulangi sedikit proses terpenting yg akan membuat kue ni sukses ketika dicoba. Poin pertama menurut saya adlh menakar bahan yg digunakan. Gunakan bahan yg disarankan di resep, timbang sesuai ukuran yg telah ditentukan, gunakan jumlah telur dgn benar dan ikuti instruksi yg diberikan dgn seksama.
Poin kedua adlh kocoklah putih telur hingga tercapai hard peaks, atau puncak yg kaku. Tampilan hard peaks bisa dilihat pd gambar yg saya berikan di atas. Kita bisa menggunakan mikser tangan biasa, heavy duty, / mengocoknya manual dgn pengocok spiral, selama puncak yg kaku itu bisa terbentuk maka cara apapun sah-sah saja digunakan. Saya sendiri menggunakan hand mixer Phillips yg sudah lima tahun saya gunakan, dan so far hasilnya baik-baik saja. Nah untk memastikan apakah puncak kaku itu benar-benar telah terbentuk maka matikan mikser beberapa kali, angkat alat pengocok dan cek ujung kocokan yg terbentuk. Kita mungkin harus mengeceknya beberapa kali, dan memang terkesan ribet, tetapi lebih baik sedikit ribet dibandingkan cake menjadi gagal / tak sesuai keinginan.
Poin penting lainnya adlh saat mengaduk dan mencampur adonan dasar dgn kocokan putih telur. Ini termasuk poin yg sangat kritis karena kita harus berusaha menghindari busa putih telur mengempis sebanyak mungkin. Gunakan teknik aduk balik saat mencampurnya, jangan mengaduknya searah jarum jam, / teknik lainnya. Iris adonan dgn spatula dan balikkan seperti tukang bangunan sedang membalikkan adonan semen dgn pasir. Lakukan dgn gerakan lembut, perlahan dan jangan over mixing.
Hal penting lainnya adlh saat pemanggangan, cake chiffon biasanya akan membumbung tinggi kala dipanggang. Nah masalah biasanya akan terjadi ketika langit-langit oven pendek sehingga permukan cake menyentuhnya dan membuatnya menjadi gosong. Biasanya kita cenderung untk buru-buru mengeluarkan loyang cake dari oven, padahal belum tentu cake telah matang. Saran saja, cek seksama bagian tengah cake dgn tusuk sate yg panjang hingga tusuk sate menyentuh dasar loyang, ketika tusuk sate terlihat bersih, bebas remah yg menempel maka cake telah matang. Jika masih ada remah yg menempel maka lanjutkan memanggang hingga benar-benar matang, tak usah perdulikan permukaan cake yg semakin kecoklatan dan gosong, bagian ni bisa kita hilangkan dgn mengirisnya menggunakan pisau ketika cake telah dingin. Cake chiffon biasanya disajikan dgn bagian dasar berada diatas, jadi tak perlu khawatir jika permukaan cake yg anda buat sedikit gosong.
Tips selebihnya bisa anda baca pada link cake chiffon pandan yg saya berikan diatas. Berikut resep dan proses cake chiffon ketan hitam dan tak lupa saya ucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi mereka yg menjalankannya, mohon maaf lahir dan batin. Semoga ibadah kita tahun ni diterima oleh Allah SWT. Amin!
Resep Cake Chiffon Ketan HitamResep diadaptasikan dari blog Table for 2 or More - Black Glutinous Rice Chiffon
Untuk 1 cake dgn loyang diamater 25 cm
Tertarik dgn cake chiffon lainnya? Klik link berikut ini:
Cake Chiffon Jeruk
Cream Cheese Chiffon Cake
Banana Chiffon Cake
Bahan dasar:
- 67 gram tepung ketan hitam, gunakan yg berkualitas baik agar tak apak aromanya
- 33 gram tepung terigu protein rendah *)
- 1 sendok teh baking powder double acting
- 35 gram gula pasir
- 1/3 sendok teh garam
- 5 buah kuning telur
- 30 gram minyak sayur
- 100 gram santan kental
- 1 sendok teh vanilla extract atau 1/2 sendok teh vanilla essence / 1/4 sendok teh vanilli bubuk
Bahan meringue:
- 5 buah putih telur
- 85 gram gula bubuk (blender gula pasir hingga halus) **)
- 1/3 sendok teh cream of tartar ***)
* Gunakan tepung terigu protein rendah yg diperuntukkan untk cake / kue kering. Jika anda hanya memiliki tepung terigu serba guna (protein sedang) maka anda bisa mencampurkannya dgn tepung maizena untk mengurangi kadar glutennya. Campurkan 180 gram tepung terigu serba guna dgn 45 gram tepung maizena dan ambil sebanyak resep.
**) Gula bubuk bisa dibuat sendiri dgn menghaluskan gula pasir biasa dgn menggunakan blender dry mill / coffee grinder hingga halus seperti tepung.
****) Cream of tartar berbentuk tepung putih, memiliki sifat asam dan berfungsi untk menstabilkan kocokan putih telur dan mampu membuat kocokan tetap bertahan dgn baik. Cream of tartar terbuat dari kerak yg terbentuk dlm proses pembuatan minuman anggur / wine. Walau sudah tak mengandung alkohol tapi beberapa masih meragukan kehalalannya, jadi penggunaannya saya kembalikan ke kepercayaan anda masing-masing. Jika anda merasa tak ingin memasukkannya ke dlm kocokan putih telur maka skip saja bahan ni / anda bisa menggantikannya dgn 1/2 sendok makan air jeruk nipis.
Baca artikel saya mengenai baking powder double acting di Bagian I: Mengenal Baking Powder, Baking Soda, Cream of Tartar, Cake Emulsifier & Ragi Roti - Baking Powder & Baking Soda
Dan mengenai cream of tartar di Bagian II: Mengenal Baking Powder, Baking Soda, Cream of Tartar, Cake Emulsifier dan Ragi Roti
Cara membuat:
Persiapan
Pisahkan putih telur dari kuningnya ketika telur masih dlm kondisi dingin (baru saja keluar dari chiller kulkas). Kondisi dingin membuat telur mengental dan keras sehingga mencegah kuning mudah pecah saat dipisahkan. Letakkan putih dan kuning telur pd dua buah wadah yg terpisah. Pastikan wadah untk putih telur bersih, bebas lemak dan jaga jangan sampai ada kuning telur pecah yg menetes di putih telur. Sedikit lemak apapun bentuknya akan membuat putih telur anda tak akan kaku kala dikocok. Tutup wadah dgn plastik wrap / penutup lainnya dan diamkan selama 30 menit agar kembali ke suhu ruang.
Siapkan oven, set di suhu 170'C api atas dan bawah. Jika oven anda pendek maka letakkan rak pemanggang di bagian paling bawah, tapi jika oven anda cukup tinggi letakkan di tengah. Pastikan permukaan loyang cake yg tinggi tak bersentuhan dgn langit-langit oven.
Siapkan loyang bongkar pasang khusus untk chiffon, diameter 25 cm. Biasanya berbentuk bulat dgn lubang di tengah yg bisa dilepas. Ada yg memiliki kaki untk tempat berdiri kala cake di balikkan ketika telah matang, ada yg tak (seperti yg saya gunakan). Biarkan loyang dlm kondisi bersih, bebas lemak, jangan mengolesinya dgn apapun / mengalasinya dgn kertas baking. Sisihkan.
Membuat adonan dasar
Siapkan mangkuk yg besar, masukkan tepung ketan hitam, tepung terigu dan baking powder dgn cara diayak langsung ke dlm mangkuk. Tambahkan garam dan gula pasir. Kocok dgn mikser menggunakan speed rendah (anda bisa menggunakan standing mixer atau hand mixer) hingga tercampur baik (sekitar 30 - 40 detik).
Buat sumur di tengah tepung, masukkan kuning telur, minyak sayur, vanilla ekstrak dan santan. Kocok dengan speed sedang hingga tercampur dgn baik, kira-kira selama 1 menit. Jangan lupa untk membersihkan sisi-sisi mangkuk dgn spatula dari adonan yg menempel dan campurkan dgn adonan yg dimikser. Matikan mikser, cuci hingga bersih pengocoknya dgn air sabun dan keringkan. Kita akan menggunakannya untk mengocok putih telur.
Membuat meringue
Siapkan mangkuk besar, pastikan bersih dan bebas lemak. Tuangkan putih telur. Kocok dengan speed sedang hingga tampak berbusa besar (sekitar 30 detik), taburkan cream of tartar di permukaannya (jika pakai). Kemudian lanjutkan mengocok dgn speed tinggi hingga putih telur terbentuk soft peaks (ketika alat pengocok diangkat maka ujung kocokan putih telur tampak membentuk puncak yg lemas, terkulai ke satu sisi.
Taburkan gula bubuk dlm 2 tahap dan lanjutkan mengocok dgn speed tinggi hingga terbentuk stiff peaks (puncak kaku), ketika alat pengocok diangkat maka kocokan tampak membentuk puncak yg kaku, tak terkulai sama sekali. Pada kondisi ni kocokan putih telur tampak terlihat glossy (mengkilap), opaque (tidak transparan) dan sangat kaku. Untuk mengetesnya, maka matikan beberapa kali mikser dan angkat pengocok jika ujung kocokan putih telur masih terkulai maka lanjutkan kembali.
Note: jika stiff peaks sudah tercapai segera hentikan mengocok. Melanjutkannya terus akan membuat putih telur pecah, terpisah antara air dgn material penyusunnya dan tak bisa dipergunakan kembali.
Mencampur adonan (folding)
Ambil sesendok besar kocokan putih telur, masukkan ke dlm campuran adonan dasar, aduk perlahan dgn menggunakan spatula dgn menggunakan teknik aduk balik (folding). Lakukan proses mengaduk dgn gerakan lembut dan perlahan hingga konsistensi adonan dasar menjadi tak terlalu kental. Proses ni untk memudahkan kita mencampurkan sisa putih telur ke dlm adonan.
Kemudian masukkan sisa meringue ke dlm adonan dlm 3 tahapan (jangan memasukkan sekaligus semua kocokan putih telur karena akan menyulitkan anda untk mencampurkannya dgn baik dan memaksa anda untk mengaduk secara berlebihan). Usahakan agar gumpalan besar putih telur menghilang (karena gumpalan ni tak akan terurai kala adonan di panggang), biarkan gumpalan adonan seukuran biji kacang tanah.
Note: lakukan proses mengaduk dgn hati-hati untk menjaga supaya adonan tak kempes.
Tuangkan adonan ke dlm loyang chiffon. Jalankan sebuah pisau menyilang di adonan untk membuang gelembung udara yg besar. Panggang selama 60 menit / jika permukaan cake tampak mulai coklat keemasan maka anda bisa mengecek kematangannya dgn menusuk bagian terdalam cake dgn menggunakan lidi / tusuk sate yg panjang. Jika tak ada adonan yg menempel, dan lidi keluar dgn mulus maka cake telah matang.
Keluarkan cake dari oven dan segera balikkan cake sehingga sisi permukaan cake menghadap ke bawah. Jika anda tak memiliki loyang chiffon berkaki maka topanglah loyang dgn meletakkan botol / wadah tinggi lainnya di bagian tengah loyang chiffon sehingga aerasi tetap baik dan uap panas segera menghilang (jangan menelungkupkan loyang berisi cake langsung di permukaan meja). Cake perlu didinginkan hingga benar-benar dingin, memerlukan waktu sekitar 2 - 3 jam di dapur saya, tapi ni perlu agar cake tak melorot saat dibalikkan.
Note: gambar diatas saya ambil dari artikel cake chiffon pandan, hanya untk menunjukkan bagaimana membalikkan loyang dan menopangnya dgn sebuah kaleng hingga cake mendingin.
Ketika cake benar-benar telah dingin, balikkan loyang dan lepaskan dgn cara menempelkan dan menjalankan sebuah pisau tipis pd bagian tepian loyang, susuri tepian loyang dgn hati-hati agar permukaan cake mulus dan tampak coklat cantik. Tarik bagian tengah loyang hingga cake beserta dasar loyang menjadi lepas.
Kemudian lanjutkan dgn menjalankan pisau di bagian dasar dan tengah cake, dan balikkan cake di wadah datar dan lepaskan dari bagian tengah loyang. Cake siap disantap begitu saja, / dgn taburan gula bubuk diatasnya / dgn ice cream. Super yummy!
0 Response to "[Pasta] Resep Cake Chiffon Ketan Hitam"
Post a Comment